Bila
menghadapai suatu masalah yang rumit, biasanya... umumnya... terutama saya... mengubah masalah rumit tersebut menjadi sesederhana mungkin. Seperti ungkapan
kerennya Gus Dur "Gitu aja kok repot...". Yup membuat sesuatu yang
rumit menjadi hal yang sederhana.
Em... Tapi
apasih masalah?. Dalam lingkup kehidupan, selain pengertian masalah pada
umumnya, masalah adalah mencakup semua pertanyaan yang ada dalam setiap
manusia. Setiap pertanyaan yang perlu ada jawaban. Sesuatu yang tidak kita
ketahui dan ingin kita ketahui, juga adalah masalah. Ya...Masalah. Mungkin berasal
dari bahasa Arab, Masya-Alloh, serius...! makna versiku artinya sesuatu yang
masih berada diluar kemampuan kita, yang belum terjawab.
Em...Oke!
Kembali ke masalah. Bagaimana menyederhanakan suatu masalah rumit?. Tidak perlu
masalah rumit yang perlu disederhanakan. Coba kita ambil contoh, masalah rumit
yang sederhana ini (rumit tapi sederhana?). Yup.. contohnya: kalau anak kita
yang masih batita bertanya "Ayah, itu apa?". Kita pastinya mencoba
menjawab secara sederhana supaya anak kita paham. Menjawab dari
warnanya, fungsinya, rasanya... sesederhana mungkin. Itulah, yang rumit
disederhanakan. Ingat waktu sekolah?. Didalam pelajaran Matematika, Fisika semua permasalahan
disederhanakan menjadi hanya sebuah angka atau sebuah variable.
Biasanya
masalah rumit, akan semakin rumit bila dibatasi oleh waktu. Kemudian semakin
rumit juga bila masalah tersebut menentukan sesuatu hal yang sangat penting.
Dan akhirnya tersebutlah masalah penting. Nah... Itulah, mengubah masalah yang
penting menjadi tidak penting. Tujuannya apa?. Sederhana, supaya kita bisa
tertidur dengan pulas memeluk istri ketika sudah malam.
Yup... Menyederhanakan masalah rumit.
Bagaimana kalau kita balik?. Merubah masalah tidak penting menjadi sangat penting. Dan supaya lebih menarik, atau judulnya "Merubah yang tidak menarik menjadi sangat menarik". Tepat!. Aku sudah berada dilantai tiga. Dan sedang akan melangkahkan kaki menuju tangga ke lantai 4. Di sebuah kantor tempatku bekerja. Betul!. Aku menganggap hari-hari ini tidak ada masalah penting maupun rumit. Pikiran ini sudah terlalu kosong. Perlu untuk dipicu. Tarik pedal gas lagi. Supaya kembali berlari. Yup...aku perlu merubah yang tidak menarik menjadi sangat menarik.
Bagaimana kalau kita balik?. Merubah masalah tidak penting menjadi sangat penting. Dan supaya lebih menarik, atau judulnya "Merubah yang tidak menarik menjadi sangat menarik". Tepat!. Aku sudah berada dilantai tiga. Dan sedang akan melangkahkan kaki menuju tangga ke lantai 4. Di sebuah kantor tempatku bekerja. Betul!. Aku menganggap hari-hari ini tidak ada masalah penting maupun rumit. Pikiran ini sudah terlalu kosong. Perlu untuk dipicu. Tarik pedal gas lagi. Supaya kembali berlari. Yup...aku perlu merubah yang tidak menarik menjadi sangat menarik.
Huuft...
Sungguh susah dan kepalaku mual. Perutku pusing. Pemikiran harus mendalam. Terbukti! bahwa tidak ada masalah... adalah masalah. Sudah ku coba paparkan mulai dari part 1. Ku coba menceritakan sesuatu yang
sangat-sangat tidak penting dan sangat-sangat tidak menarik. Aku coba merubah
menjadi semenarik mungkin seolah-olah sangat penting. Tentunya menarik dan
penting bagiku. Sebelum anda yang membaca bilang "apanya yang menarik dan
penting?". Bila anda menjadi koki sebuah restaurant, anda sekarang sedang
dihadapkan masalah. Bagaimana anda menyajikan tempe goreng menjadi sangat
menarik dan sangat enak. Yes... Masih untung saya bukan koki... pasti gosong
tempenya.
Demikianlah
kehidupan. Hidup manusia itu sungguh indah. Ada saat penuh masalah, penuh
penat, susah sedih, enak tidak enak. Namun ada juga saat dimana tidak ada
masalah sama sekali. Bahkan harus mencari dimana masalah berada.
Seperti aku saat ini.
Ketika kaki sedang mulai menginjak anak tangga pertama menuju lantai 4.
Terlintas dalam pikiran sesat.
Ketika aku nanti masuk surga, amiiin.
Disana yang ada hanya kesenangan. Hanya berisi kebahagiaan. Tidak ada kesedihan. Tidak ada permasalahan.
Sehari-dua hari. Seminggu-dua minggu. Sebulan-dua bulan. setahun-dua tahun. Seratus tahun-dua ratus tahun.
Okelah kita seneng-seneng terus.
Tetapi, disana kekal brooo!. Apakah tidak akan membosankan?!. Isinya cuman makan-minum. Bersenang-senang. Apakah tidak ingin mencari tantangan?.
Kalau di dunia, di Bumi, sesekali kita menantang alam dengan mendaki gunung, memanjat pohon kelapa, terjun dari ketinggian. Wallohu A'lam sangat terbatas berfikir kita.
Em..Omong-omong, kalau aku nanti bosan di surga, sesekali waktu lah... coba berkunjung ke Neraka. Hehe.. Tapi jangan lama-lama.
Seperti aku saat ini.
Ketika kaki sedang mulai menginjak anak tangga pertama menuju lantai 4.
Terlintas dalam pikiran sesat.
Ketika aku nanti masuk surga, amiiin.
Disana yang ada hanya kesenangan. Hanya berisi kebahagiaan. Tidak ada kesedihan. Tidak ada permasalahan.
Sehari-dua hari. Seminggu-dua minggu. Sebulan-dua bulan. setahun-dua tahun. Seratus tahun-dua ratus tahun.
Okelah kita seneng-seneng terus.
Tetapi, disana kekal brooo!. Apakah tidak akan membosankan?!. Isinya cuman makan-minum. Bersenang-senang. Apakah tidak ingin mencari tantangan?.
Kalau di dunia, di Bumi, sesekali kita menantang alam dengan mendaki gunung, memanjat pohon kelapa, terjun dari ketinggian. Wallohu A'lam sangat terbatas berfikir kita.
Em..Omong-omong, kalau aku nanti bosan di surga, sesekali waktu lah... coba berkunjung ke Neraka. Hehe.. Tapi jangan lama-lama.
Demikianlah
kehidupan. Hidup manusia dibumi ini sebenarnya sudah sangat lengkap dan
seimbang. Musisi dari Kediri bilang "Bahkan,
Lagu sedih pun... sangat indah untuk didengarkan".