Bismillahirrahmanirrahiim
Berniat
memulai hari ini dengan dipenuhi ibadah
Beberapa
hari ini aku tidak menulis seuatu
Dan dua hari
ini Surabaya dibasahi air dari langit yang dicurahkan oleh Alloh di pagi hari.
Pastinya ini
disengaja... Belum tahu apa maksud Alloh menurunkan hujan di pagi dua hari ini.
Bagi banyak
orang terutama Bangkongers, Gamers, yang kerja shift sore, sudah pasti memahami
dan mensyukuri dengan turunnya hujan di pagi dua hari ini telah menambah
nikmatnya tidur pagi.
Juga bagi
anak-anak payung, ibu-ibu payung yang ladang mata pencahariannya bertumpu pada
terminal Bungurasih tentunya pagi-pagi sudah mendapat banyak berkah dari hujan
di pagi dua hari ini, yang secara logika kebanyakan orang orang yang datang dari
Krian ke barat - Mojokerto - Jombang - Kertosono - bahkan Kediri atau Madiun untuk beraktifitas di
Surabaya, tak akan rela seragam dan sepatunya ketika tiba di tempat tujuannya,
di kantor tempat kerjanya menjadi basah karena air berkah dari langit pagi. Terutama
lagi, bagi banyak orang dari Surabaya yang akan pergi ke luar kota, pasti lebih banyak yang memakai jasa
payung karena dari area ruang tunggu Treminal Bungurasih menuju Bus parkir tunggu penumpang terdapat jarak tanpa atap yang akan cukup membasahi tubuh
meski berlari dari hujan.
Terminal
Bungurasih, Kira kira setahun terakhir ini semakin padat. Pengguna bus juga
semakin menggila. Mobilitas manusia samakin tinggi menggila. Seingatku dua
tahun lau tidak separah ini. Kalau hari minggu maupun senin pagi sebelum subuh,
aku berangkat naik bus dari Kediri, bus selalu cukup kosong, tempat duduk
melimpah. Tapi tahun sekarang, aku pernah mengalami berangkat dari Ngadiluwih
jam 2 pagi dimana orang orang seharusnya masih lelap tertidur, aku sudah
harus berdiri dengan banyak orang di dalam bus. Tidak pernah sepi. Jaman
sekarang, Mobilitas manusia sungguh luar biasa, dari sana kemari dari kemari
kesana.
Hujan di
pagi dua hari ini, bagi saya, yang di dua pagi ini dan rencananya hingga
beberapa hari ke depan sudah berencana sejak hari minggu lalu, telah berniat
tiap pagi berlari pagi, untuk meningkatkan stamina dan terutama libido yang
agak surut, harus sedikit mengernyitkan senyum ceria yang selalu ada. Hujan
di pagi dua hari ini sekenarionya sama, persis, dimulai ketika aku sudah
melangkahkan kakiku 50 meter dari gerbang tempatku bermalam.
Di dua pagi
ini, Tiap jam 5.20 pagi aku baru terjaga, tepat ketika subuh lima menit lagi
habis. Tepat jam 5.30 kakiku sudah terbungkus oleh sepatu olah raga baru yang
sudah lama terbungkus dalam kresek disamping kamar mandi. Aku melangkahkan
kakiku keluar dari pintu menuju udara bebas yang segar. Ku gerakkan kepalaku
kekanan dan kekiri, kugerakkan tanganku memutar kedepan dan kebelakang,
kugerakkan kakiku agak meloncat bergerak tidak beraturan, kugoyang goyangkan
pinggangku ke depan samping dan memutar yang jelas tidak teratur seperti
goyanganya penyanyi dangdutan. Sekedar untuk meregangkan otot, menyiapkan otot otot ini sebelum berlari.
Bismillaah..
Dan aku mulai berjalan keluar dari gerbang... Sekitar 10 meter dari
gerbang...mulai aku melangkah agak cepat...
basahnya tanah dan aspal belum menghilang sejak hujan semalam, saat itu
aku baru menyadari bahwa langit agak mendung. Angin semilir terasa sejuk
menghembus wajah dan beberapa menembus lubang hidungku dan dengan ritme yang
tetap aku hirup udara itu hingga masuk kedalam dadaku... Subhanalloh begitu
segar seolah mendesak sisa sisa udara pengap yang ada dalam dada, terasa pula
serasa darah mulai mengalir dengan lebih sempurna dengan membawa oksigen-oksigen baru... Kepala mulai sedikit terasa bangun. Dan.. Langkahku mulai
semakin cepat seperti mau berlari ketika sudah di 20 meter dari gerbang, "tap...
Tap... Tap" suara sepatuku mulai mendepak aspal dengan semakin mantap. Ada
genangan air tak jauh dari cekungan aspal.. Sensor yang ada dimataku segera
mendeteksi dan reflek motorikku bergerak dengan cepat.. "Hap" kakiku
melompat tanpa menyentuh air. "tap" dan saat itu pula
"Tik", sebelum aku menyadari sensor-sensor peraba disekujur kulitku
mendeteksi sesuatu, air, terasa kulit ditangan dan kepalaku merasakan titik
air. Ada yang jatuh dari langit... Hanya sedikit dan kecil kecil.. Hanya titik
air... Hanya beberapa titik air, cukup kontinyu... "Hap" aku melompat
lagi tanpa sadar reflek di tubuhku menghindari genangan air, tidak akan
menyurutkan semangatku.
Pikiran bawah sadarku sedang berlari menggerakkan kaki
dan menghindari genangan genangan air, sementara pikiran sadarku memikirkan titik titik air. Dengan cepat pikiran sadarku mengambil kesimpulan, titik air... titik air, pikirku dengan sadar titik air pagi hari itu biasa, mendung
berembun sedikit berkabut diatas dan jatuhlah titik titik air dari langit. Oke! dengan mantap dari pikiran sadar diotak memerintahkan kepada otot-otot dikaki untuk lebih semangat berlari. "Hap hap "... "Tap...Tap".
Setelah
berlari tidak jauh baru 40 meter dari Gerbang. Dengan cepatnya "Byurrrr"..... Air
hujan sungguh telah berjatuhan kebumi dan mulai membasahi tubuhku, reflek
bekerja, tak rela tubuhku basah karena hujan, tak rela baju dan sepatu ini basah,
aku pun berlari dengan sekencangnya berbalik arah kembali masuk kedalam gerbang
dan berlari lagi di bawah atap atap yang tak tertembus hujan. Fiuuhhh... Hujan
di pagi dua hari ini membatalkan niatku. Oh... Sebagai ganti kecewa, aku putudkan tetap berlari, berlari-lari di sekitar teras yang pemandangan sekitarnya kurang menyenangkan untuk
lari pagi.
Sementara itu, pikiran
sadarku masih berfikir hujan di pagi dua hari ini, kenapa?, adakah Alloh menurunkan hujan ini dengan aku? apa karena bangunku yang
kesiangan?, atau memang ada maksud lain dari Alloh supaya tidak bertemu dengan
tukang pijit yang seminggu lalu tak sengaja bertemu di kios bunga pinggiran
jalan ketika jalan pagi dan menawarkan pembesaran "anu"?.
Subhanallooh... Maha Suci Alloh, Maha Tahu Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar